Berjalan
kaki adalah salah satu latihan aerobik paling sederhana dan teraman
yang dapat kita lakukan. Jalan kaki adalah olah raga yang murah, aman
dan sangat menyenangkan bila dilakukan bersama teman, pasangan atau
keluarga. Jangan pernah menganggap remeh jalan kaki karena tidak sedikit manfaat yang bisa kita dapatkan dari “sekedar” berjalan-jalan.
Inilah beberapa manfaat jalan kaki :
(1) Terhindar dari serangan jantung
Kita tahu otot jantung membutuhkan aliran darah lebih banyak agar dapat berfungsi normal, memompakan darah tanpa henti. Untuk itu berjalan kaki tergopoh-gopoh dapat memperderas
aliran darah ke dalam koroner jantung. Dengan demikian kecukupan
oksigen otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap
cukup berdegup.
Bukan hanya itu, kelenturan
pembuluh darah arteri tubuh yang terlatih menguncup dan mengembang akan
terbantu oleh mengejangnya otot-otot tubuh yang berada di sekitar
dinding pembuluh darah saat tergopoh-gopoh. Hasil akhirnya, tekanan darah cenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antar sel darah yang bisa berakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga akan berkurang. Lebih dari itu, HDL yang bekerja sebagai spon penyerap LDL. Tidak banyak cara di luar obat yang dapat meningkatkan kadar HDL selain dengan bergerak badan.
(2) Terhindar dari stroke
Kendati pengaruh
berjalan tergopoh-gopoh terhadap stroke belum senyata terhadap serangan
jantung koroner, beberapa studi menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Salah satu studi terhadap 70 ribu perawat (Harvard School of Public
Health) yang bekerja menunjukkan dengan berjalan kaki sebanyak 20 jam dalam seminggu, risiko mereka terserang stroke menurun hingga dua per tiga.
(3) Berat badan stabil
Ternyata dengan membiasakan berjalan kaki, laju metabolisme
tubuh ditingkatkan. Selain sejumlah kalori terbuang oleh aktivitas
berjalan kaki, kelebihan kalori yang mungkin ada akan terbakar oleh
meningkatnya metabolisme tubuh sehingga kenaikan berat badan tidak
terjadi.
(4) Menurunkan berat badan
Selain berat badan dipertahankan stabil, mereka yang mulai kelebihan berat badan bisa menurunkannya dengan berjalan tergopoh-gopoh secara rutin. Kelebihan lemak di bawah kulit akan dibakar bila rajin berjalan kaki kurang lebih satu jam.
(5) Mencegah kencing manis
Membiasakan
berjalan kaki melaju sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar 50
menit, dapat menunda atau mencegah berkembangnya diabetes tipe
2, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk. Sebagaimana kita tahu
bahwa kasus diabetes yang bisa diatasi tanpa perlu minum obat bisa
dilakukan dengan gerak badan rutin berkala. Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan cara bergerak badan (brisk walking), obat tidak diperlukan.
(6) Mencegah osteoporosis
Untuk
metabolisme kalsium, bergerak badan diperlukan juga selain paparan
cahaya matahari pagi. Tak cukup ekstra kalsium dan vitamin D saja untuk
mencegah atau memperlambat proses osteoporosis, tubuh
juga membutuhkan gerak badan dan memerlukan waktu paling sedikit 15
menit terpapar matahari pagi agar terbebas dari ancaman osteoporosis.
Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda dan cukup mengonsumsi
kalsium sampai usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dari
ancaman osteoporosis.
(7) Meredakan encok lutut
Dengan
membiasakan diri berjalan kaki cepat atau memilih berjalan di dalam
kolam renang, keluhan nyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka yang
mengidap encok lutut, berjalan kaki perlu dilakukan berselang-seling,
tidak setiap hari. Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada sendi untuk
memulihkan diri. Satu hal yang perlu diingat bagi pengidap encok
tungkai atau kaki: jangan keliru memilih sepatu olahraga. Kita tahu,
dengan semakin bertambahnya
usia, ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kian menipis, dan
cairan ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yang sudah seperti itu
perlu dijaga dan dilindungi agar tidak mengalami goncangan yang berat
oleh beban bobot tubuh, terlebih pada yang gemuk.
Bila
bantalan (sol) sepatu olahraga kurang empuk, sepatu gagal berperan
sebagai peredam goncangan (shock absorber). Itu berarti sendi tetap
mengalami beban goncangan berat selama berjalan, apalagi bila berlari
atau melompat. Hal ini yang memperburuk kondisi sendi lalu mencetuskan
serangan nyeri sendi atau menimbulkan penyakit sendi pada mereka yang
berisiko terkena gangguan sendi.
(8) Mencegah depresi
Ternyata menggerakkan badan dengan berjalan cepat juga membantu pasien depresi. Berjalan tergopoh-gopoh bisa menggantikan obat anti depresan yang harus diminum rutin. Studi ihwal terbebas dari depresi dengan berjalan kaki sudah dikerjakan lebih 10 tahun.
(9) Mencegah kanker usus besar (colorectal carcinoma)
Seperti yang kita tahu, menggerakkan
badan ikut melancarkan peristaltik usus sehingga buang air besar lebih
tertib. Kanker usus dicetuskan pula oleh tertahannya tinja lebih lama di
saluran pencernaan. Studi lain menyebutkan peran berjalan kaki terhadap
kemungkinan penurunan risiko terkena kanker payudara.
Source : Cybertransferin.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment